1.9 C
New York
Jumat, Desember 6, 2024

Buy now

spot_img

Budidaya Pisang Cavendish yang Diinisiasi Penjabat Gubernur di Bone dan Sidrap Sudah Berbuah

Makassar — (CompleteNews.Id).

Budidaya pisang Cavendish yang diinisiasi Penjabat Gubernur Sulsel Dr. Bahtiar Baharuddin, sejak awal menjabat menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

Seperti Pohon pisang Cavendish yang ditanam warga di Desa Tellongen, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone telah berbuah.

Begitu juga Pohon pisang Cavendish yang ditanam di Datae, Kelurahan Lawawoi, Kecamatan Watangpulu, Kabupaten Sidrap.

Di Datae Sidrap, pohon pisang Cavendish yang sudah berbuah itu ditanam pada Bulan November 2023 lalu. Usia tanaman sudah kurang lebih 5 bulan.

“Alhamdulillah sudah mulai berbuah, tandannya cukup panjang, dengan 12 sisir pisang, sehingga harus ditopang dengan bambu,” ucap seorang petani pisang cavendish, di Datae dalam sebuah video yang beredar.

Begitu juga di Kecamatan Mare Kabupaten Bone. Saat Penjabat Gubernur Bahtiar Baharuddin melakukan peninjauan baru-baru ini, pohon pisang cavendish di lokasi itu juga sudah mulai berbuah.

Diketahui, budidaya Pisang Cavendish diinisiasi Penjabat Gubernur Bahtiar Baharuddin, sekaligus membangun ekosistem bisnisnya.

Penjabat Gubernur Sulsel berhasil mendorong perbankan, untuk memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp.100 juta per hektare lahan, kepada masyarakat yang ingin melakukan budidaya pisang ekspor itu.

Dari sosi pasar Penjabat Gubernur juga, telah menyiapkannya. Pemerintah Provinsi Sulsel telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU), dengan perusahaan raja buah Great Giant Foods (GGF), yang siap membeli berapapun produksi pisang cavendish asal Sulsel.

Sebelumnya, Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Darwisman, menyampaikan babwa bisnis pisang Cavendish, sangat potensial, sehingga perbankan tidak akan ragu mengucurkan pembiayaan.

Darwisman menjelaskan. Melihat potensinya pada setiap 1 Hektare lahan budi daya pisang varietas cavendish, akan menghasilkan nilai pendapatan kotor sebesar Rp. 360 juta per tahun, dengan asumsi populasi pisang per hektare sebanyak 2.000 pohon dengan produktivitas sebanyak 20 kg per pohon dan harga jual sebesar Rp.4.500 per kilogram.

Sementara total biaya produksi, termasuk biaya tenaga kerja dan land clearing, pada tahun pertama diperkirakan sebesar Rp. 99,3 juta dan akan semakin rendah atau turun 50% pada tahun-tahun berikutnya.

Sehingga nilai laba bersih diproyeksikan sebesar Rp. 260,7 juta pada tahun pertama, dan akan meningkat pada tahun-tahun berikutnya. (*/sp).

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles